Biografi Ulama Nusantara:
Syekh Muhammad Arsyad Banjar Al-Martafuriy Kalsel
By Kemal Lazwar
Beliau adalah Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdurrahman Banjar Al-Martafuriy Al-Makkiy Asy-Syafi’iy.
Beliau lahir di Martapura, sesuai dengan penisbatan namanya Al-Martafuriy pada malam Kamis, 15 Safar 1122 H atau sekitar 19 Maret 1710 M.
Sejak kecil beliau terdidik di keluarga yang memperhatikan agama dan ilmu. Seiring bertambahnya usia, beliau melakukan rihlah ke berbagai tempat untuk belajar ilmu agama.
Beliau belajar ke para ulama dari berbagai negara diantaranya adalah Mesir, Yaman, Syam, Madinah, dan Makkah. Maka tak heran apabila beliau mendapatkan banyak ilmu dan sanad dari para ulama.
Perjalanan beliau ke Makkah terjadi pada 1739. Beliau kala itu hendak menunaikan ibadah haji sekaligus menuntut ilmu. Istri dan pihak istana Kesultanan Banjar mendukung keinginan beliau.
Selama di Masjidil Haram, beliau berguru ke banyak ulama di sana baik yang berasal dari Nusantara maupun mancanegara.
Guru-guru beliau di antaranya:
- Syekh Ahmad bin Abdul Mu’nim Ad-Damanhuri,Â
- Syekh Muhammad Murtadha bin Muhammad Az-Zabidi,
- Syekh Hasan bin Ahmad Al-Yamani,
- Syekh Salim bin Abdullah Al-Bashri,
- Syekh Shiddiq bin Umar Khan,
- Syekh Abdullah bin Hijazi Asy-Syarqawy,
- Syekh Abdul Ghani bin Muhammad Hilal,Â
- Syekh Abis As-Sandy,
- Syekh Abdul Wahab At-Thantawy, dan
- Syekh Abdullah Mirghani.Â
Menurut Azyumardi, Syekh Muhammad Arsyad menetap di Hijaz selama 35 tahun. Beliau memutuskan kembali ke Indonesia pada 1185 H/1773 M. Misi beliau kembali ke tanah air dalam rangka mengemban tugas misi dakwah Islamiah ke masyarakat.
Ketika kembali, beliau banyak melakukan aktivitas di antaranya:
- Membuka perkampungann baru
- Membuat irigasi
- Berdakwah secara intensif
- Membentuk Mahkamah Syar’iah
Dalam berdakwah, Syekh Muhammad Arsyad memiliki 3 metode yakni 1) Metode Da’wah Bilhal; 2) Metode Da’wah Billisan; dan 3) Metode Da’wah Bilkitabah.
Pada tahun keduanya setelah kembali ke tanah air, beliau mulai aktif menghasilkan karya tulis. Menurut H. Irsyad Zein, ada 11 karya yang dihasilkan Syekh Muhammad Arsyad di antaranya:
1) Sabilal Muhtadin, kitab fenomenal yang tersebar ke berbagai daerah; 2) Kitab Faraidh; 3) Kitab Falak; 4) Kitab Nikah; 5) Loqthotul ‘Ajlan; 6) Fatawa Sulaiman Kurdi; 7) Kitab Ushuluddin; 8) Tuhfaturrogibin; 9) Alqaulul Mukhtasor fi ‘Alamatil Mahdi Almuntazor; 10) Kanzul Ma’rifah; dan 11) Mushaf Al-Qur’an Al-Karim.
Beliau wafat sekitar tahun 1227 H/1812 M dalam usia sekitar 105 tahun di Kalampayan, Banjar. Rahimahullah.
Syekh Muhammad Arysad Banjar, seorang ‘Allamah, Fakih, dan Reformis sejati. Beliau adalah ulama yang eksis pada rentang tahun 1122 – 1227 H atau 1710 – 1812 M.
Beliau rihlah ke berbagai negara dengan tujuan menuntut ilmu. Kota Suci Makkah tentu menjadi tempat terlama yang beliau tinggali.
Kisah persahabatan para ulama bisa menjadi salah satu kisah inspiratif bagi kita semua. Kisah persahabatan yang saling berlomba-lomba dalam kebaikan dan dalam mencari ilmu.Â
Selama di Makkah, Syekh Muhammad Arsyad menjalin persahabatan dengan sesama penuntut ilmu asal Nusantara seperti Syekh Abdussamad Al-Falimbani, Syekh Abdurrahman Misri Al-Jawi, dan Syekh Abdul Wahab Bugis.
Kisah persahabatan keempat ulama tersebut dikenal sebagai Empat Serangkai Tanah Jawi (Melayu).Â